• Jelajahi

    Copyright © Lensa Global
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan atas

    Latest Post

    Sektor Jasa Keuangan Yang Resilien Untuk Mendukung Ketahanan Ekonomi Nasional

    Jumat, 07 November 2025, November 07, 2025 WIB Last Updated 2025-11-08T13:48:43Z

     


    JAKARTA||LENSA-GLOBAL.com - Dari penilaian Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 29 Oktober 2025, Stabilitas Sektor Jasa Keuangan  (SJK) di Indonesia tetap terjaga. Meski indikator kinerja perekonomian global menunjukkan perlambatan aktivitas ekonomi di berbagai kawasan. IMF pada World Economic Outlook Oktober 2025 merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan global seiring dengan tercapainya kesepakatan perdagangan dan kebijakan moneter global yang lebih akomodatif. 


    Perekonomian Indonesia terpantau solid dengan ekonomi triwulan III tumbuh 5,04 persen yoy dan indeks PMI manufaktur yang tetap berada di zona ekspansi. Sementara itu, perlu dicermati perkembangan permintaan domestik yang masih memerlukan dukungan lebih lanjut seiring dengan moderasi inflasi inti, tingkat kepercayaan konsumen, serta tingkat penjualan ritel, semen, dan kendaraan. 


    Sedangkan di Amerika Serikat, kinerja perekonomian masih cenderung melemah dengan pasar tenaga kerja yang mulai tertekan, berlanjutnya government shutdown, serta default beberapa perusahaan yang menjadi perhatian pasar. Di sisi lain, The Fed dinilai akan lebih akomodatif dengan menurunkan suku bunga kebijakan serta pasar masih mengekspektasikan penurunan suku bunga lanjutan di Desember 2025. 


    Sementara di Tiongkok, beberapa indikator utama di sisi permintaan tercatat di bawah ekspektasi pasar. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada triwulan III-2025 melambat, dengan konsumsi rumah tangga yang masih tertahan, mengindikasikan masih lemahnya konsumsi domestik. Penjualan ritel dan aktivitas di sektor properti juga mencatatkan perlambatan.


    Dan dikawasan Eropa, indikator perekonomian baik dari sisi demand maupun supply terpantau stagnan. Risiko kawasan juga mengalami peningkatan seiring dengan gejolak di pasar keuangan Perancis yang dipicu oleh instabilitas politik dan penurunan peringkat utang yang didorong pemburukan kondisi fiskal. 


    Ekonomi Indonesia tetap solid karena kinerja pasar modal pada Oktober 2025 menunjukkan tren positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 8.163,88, naik 1,28% secara bulanan dan 15,31% secara tahunan. IHSG bahkan sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di level 8.274,34 pada 23 Oktober.


    Likuiditas transaksi saham juga meningkat signifikan. Rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) mencetak rekor baru sebesar Rp25,06 triliun. Investor domestik individu menjadi kontributor utama, sementara investor asing mencatat net buy sebesar Rp12,96 triliun pada Oktober.


    Pasar obligasi turut menguat, dengan indeks ICBI naik 2,02% mtm. Yield Surat Berharga Negara (SBN) terus menurun, mencerminkan kepercayaan investor. Di sisi lain, investor nonresiden mencatat net sell Rp27,56 triliun di pasar SBN.


    Peningkatan nilai RBTH turut di kontribusikan oleh investor individu domestik. Sejalan dengan arah penguatan pasar pada Oktober 2025, investor asing membukukan net buy di pasar saham domestik senilai Rp12,96 triliun mtm, sehingga secara ytd akumulasi net sell investor asing menjadi Rp41,79 triliun.


    Sementara dipasar obligasi korporasi, investor nonresiden mencatat net sell Rp0, 28 triliun secara mtm (ytd: net sell Rp1, 50 triliun). 


    Industri investasi dan SCF  juga semakin bergairah, dengan Nilai Asset Under Management (AUM) industri pengelolaan investasi mencapai Rp969,03 triliun, naik 4,98% mtm. Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana juga melonjak 7,95% menjadi Rp623,23 triliun, didorong oleh net subscription sebesar Rp45,10 triliun. Jumlah investor pasar modal bertambah 520 ribu pada Oktober, menjadikan total investor mencapai 19,18 juta atau naik 29,01% sepanjang 2025.(dah) 




    Komentar

    Tampilkan

    Terkini, baru